Palu, Sulawesi Tengah,– Di tengah hiruk pikuk modernisasi, kita sering lupa bahwa harta karun tak ternilai ada di sekitar kita: naskah kuno. Naskah-naskah ini bukan sekadar tulisan lama; mereka adalah jembatan menuju masa lalu, menyimpan kearifan lokal, sejarah, dan budaya yang tak terhingga. Menyadari pentingnya hal ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusaka) Sulawesi Tengah mengambil langkah proaktif dalam upaya pelestarian. Palu, (21/07/2025).
Misi Penyelamatan Warisan Bangsa
Pada hari Senin, 21 Juli 2025, suasana serius namun penuh semangat terasa di ruang rapat Dispusaka Sulawesi Tengah. Ibu Andi Ariani, S.E., M.Si., Kepala Bidang Deposit, Pengembangan Koleksi, Pengolahan, dan Konservasi Bahan Perpustakaan, memimpin langsung rapat penting ini. Bersama para ketua pokja, pustakawan fungsional, dan staf terkait, mereka merancang strategi untuk sebuah agenda krusial: Sosialisasi dan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pendaftaran Naskah Kuno yang akan dilaksanakan bulan Agustus mendatang.
Inisiatif ini patut diacungi jempol. Ibu Andi Ariani menekankan bahwa sosialisasi ini adalah langkah awal yang fundamental. Tujuannya sederhana namun mulia: memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan dan nilai naskah kuno, dengan harapan masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga dan melestarikannya.
Dari Rak Buku ke Ruang Publik:
Mengajak Masyarakat Bergabung seringkali, naskah kuno tersimpan rapi di perpustakaan atau arsip, jauh dari jangkauan masyarakat umum. Padahal, potensi terbesar pelestarian justru terletak pada kesadaran dan partisipasi kolektif. Dengan melibatkan masyarakat, Dispusaka Sul-Teng tidak hanya berfungsi sebagai penjaga, tetapi juga sebagai fasilitator yang menghubungkan warisan masa lalu dengan generasi kini dan mendatang.
Persiapan matang menjadi kunci kesuksesan sosialisasi ini. Ibu Andi Ariani tak luput memastikan segala aspek pendukung, mulai dari kesiapan narasumber, jumlah peserta yang memadai, ketersediaan gedung yang representatif, hingga kelengkapan Alat Tulis Kantor (ATK), semuanya diperhatikan secara detail. Ini menunjukkan komitmen Dispusaka untuk menyelenggarakan acara yang tidak hanya informatif, tetapi juga nyaman dan efektif bagi para peserta.
Sebuah Undangan untuk Berkontribusi
Naskah kuno adalah cerminan identitas dan jati diri bangsa. Di era digital ini, upaya pelestarian fisik naskah-naskah ini menjadi semakin relevan. Rusaknya satu lembar saja berarti hilangnya sebagian kecil dari mozaik sejarah kita. Oleh karena itu, ajakan Dispusaka Sul-Teng untuk berpartisipasi dalam pendaftaran naskah kuno bukan hanya sekadar imbauan, melainkan sebuah undangan untuk berkontribusi pada upaya penyelamatan warisan bangsa.