Dispusaka Sulteng Gelar Lokakarya Literasi Digital : Berani Beradaptasi dengan Dunia Digital secara Cerdas dan Bermanfaat

Share on:
Berita Kegiatan

Dispusaka Sulteng Gelar Lokakarya Literasi Digital : Berani Beradaptasi dengan Dunia Digital secara Cerdas dan Bermanfaat

Image

Palu – Sulawesi Tengah, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusaka) Provinsi Sulawesi Tengah menyelenggarakan Lokakarya Literasi Digital bertema “Berani Beradaptasi dengan Dunia Digital secara Cerdas dan Bermanfaat” bertempat di Aula Dispusaka Sulteng, (Kamis, 26/6/2025).

Plt. Kepala Dispusaka Sulteng, Muh. Idham Khalid, S.Sos., M.A.P, dalam sambutannya menekankan pentingnya literasi digital sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing di era teknologi informasi yang terus berkembang.

“Tujuan lokakarya ini tidak hanya memberikan pemahaman konseptual dan praktikal tentang literasi digital, tapi juga membahas strategi penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan literasi berbasis kearifan lokal,” ujar Idham.

Ia menggarisbawahi bahwa digitalisasi harus dimanfaatkan secara bijak dan bertanggung jawab agar memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pemanfaatan teknologi, menurutnya, bisa mendorong kemandirian usaha, memperluas jaringan, hingga mendukung pertumbuhan inovasi dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Idham juga memaparkan bahwa Indeks Pembangunan Literasi Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan tren membaik. Dari peringkat 26 dari 38 provinsi, kini Sulteng naik ke posisi 17. Begitu pula Tingkat Kegemaran Membaca (TGM), yang semula berada di posisi 36, kini naik ke peringkat 26 nasional.

“Tentu ini kabar baik, tapi kita belum boleh puas. Target kita adalah masuk 10 besar. Itu hanya bisa tercapai jika semua elemen, mulai dari masyarakat, penggiat literasi, hingga wartawan, ikut bergerak bersama,” tegasnya.

Ia juga menyinggung rendahnya kualitas sumber daya manusia di tengah kekayaan sumber daya alam Sulteng. “Masih banyak tenaga kerja asing di kawasan industri seperti Morowali. Ini menandakan tingkat literasi kita belum memadai. Kita harus berbenah,” tandasnya.

Mengutip data tahun 2021, Idham menyebut bahwa sekitar 61,8 persen dari 274,90 juta penduduk Indonesia adalah pengguna aktif media sosial. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan. Menurutnya, media sosial harus dikelola dengan strategi yang tepat agar tidak hanya menjadi ruang hiburan, tetapi juga wahana edukasi dan pengembangan diri.

“Media sosial bisa jadi alat efektif untuk membangun jaringan kerja, mempromosikan literasi, dan mencapai tujuan kolektif, jika dimanfaatkan dengan strategi yang tepat,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Yuniarti Yunus, S.Sos., M.A.P, mengungkapkan bahwa lokakarya ini diikuti 50 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Kegiatan berlangsung secara tatap muka dengan penyampaian materi dari para narasumber, dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab interaktif.

Sejumlah narasumber hadir dalam lokakarya ini, antara lain Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfosantik) Sulteng, Wahyu Agust Pratama, S.STP., M.AP, serta praktisi media digital Muza, Nurjannah dan Dimas Widyamoko yang memaparkan materi seputar keamanan digital, literasi informasi, pemanfaatan AI dalam dunia kerja, hingga strategi memanfaatkan media sosial untuk pengembangan literasi komunitas.

“Dengan kegiatan ini, kami berharap muncul kesadaran kolektif bahwa literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi kemampuan memahami, memfilter, dan memanfaatkan informasi digital secara bijak, kritis, dan produktif,” ujar Yuniarti Yunus.

. . .